PELATIHAN LANDSCAPE

Oleh Ir. Ida Agustini Saidi, MP

KUNJUNGAN KERJA MAHASISWA

Description / Caption 2

SUASANA UJIAN UTS 2014/2015

Description / Caption 3

PRA OSPEK MABA 2015/2016

Description / Caption 4

YUDISIUM S1 Fakultas Pertanian

Description / Caption 5

PENGERTIAN AGROTEKNOLOGI

Lebih Dekat dengan Agroteknologi.

Teman : Kuliah Jurusan Apa?
Saya : Pertanian Agroteknologi.
Teman : Hahaha, Mau jadi apa? Jadi Tukang Bajak Sawah?

Sekilas Banyak orang meremehkan Jurusan ini, Entahlah.

Apa itu Agroteknologi?

Agroteknologi berasal dari 2 kata yaitu agro serta teknologi. 
Agro berasal dari agronomi yaitu ilmu yang mempelajari gejala (fenomena) dalam hubungannya dengan pertanian atau teori serta praktek dalam pengelolaan tanah serta produksi tanaman. 
Sedangkan Teknologi berkaitan erat dengan sains serta perekayasaan. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi serta energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya. Perlu dipahami bahwa teknologi yang dimaksud di sini itu bukan teknologi berupa mesin-mesin pengolahan hasil pertanian, atau hubungannya dengan teknik pertanian, jadi dalam jurusan agroteknologi kita tidak akan mempelajari bagaimana cara merakit mesin untuk keperluan pertanian.
 
Pada dasarnya, di Agroteknologi kita akan mempelajari mengenai bagaimana cara mengelola suatu komoditas dari berbentuk bibit sampai berbentuk hasil dan selanjutnya produk. Kita akan mempelajari tentang tanaman dan tumbuhan, pangan ataupun hortikultura, serta bagimana cara proses menanam yang baik, proses panen, proses pengolahan, hingga proses produksi. Di Agroteknologi kita akan lebih fokus ke hal-hal yang berkaitan dengan ‘tanaman’-nya itu sendiri dan juga mengenai hal-hal yang menyangkut dengan proses penanamannya. Kita  dapat memilih fokus ke membudidayakan tanaman, memuliakan tanaman, fokus terhadap tanaman perkebunan, atau fokus ke bagaimana cara membuat dan menghasilkan serta menggunakan pupuk dan pestisida dengan baik, atau dapat meneliti tentang baik tidaknya suatu tanah di suatu wilayah untuk ditanami oleh suatu komoditas. Intinya ya di Agroteknologi kita akan mempelajari mengenai hal-hal yang berbau bahan pangan secara mentah , yang masih dalam bentuk produksi serta hal-hal yang berkaitan dengannya: tanah sebagai media tanam, pupuk sebagai pemberi nutrisi dan sebagainya.

Berdasarkan uraian sederhana tersebut di atas maka agroteknologi adalah sains serta perekayasaan dalam pengelolaan tanah serta produksi tanaman untuk mendapatkan perubahan yang lebih maju/baik.


Terus, Jurusan Agroteknologi peluang kerjanya gimana kak?

Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan pertanian melalui Agroteknologi menuju kemandirian pangan dan bukan bergantung pada impor. Negara Indonesia merupakan negara agraris dimana dahulunya sektor pertanianlah yang membuat negara ini bisa berkembang. Namun saat ini, bidang pertanian khususnya agroteknologi semakin sedikit diminati generasi muda, banyak yang berpikir bahwa ruang lingkup agroteknologi hanya sekitar kebun dan sawah, padahal tidak seperti itu.

Di ruang lingkup pertanian, lulusan agroteknologi dapat bekerja sebagai Pengusaha atau pelaku bisnis pada komoditas perkebunan, pangan, hortikultura, dan atau kehutanan. Dapat juga menjadi Pengusaha atau pelaku bisnsi pada bidang perbenihan, pupuk, pestisida, sarana produksi pertanian lainnya, usaha industri rumah tangga berbasis pangan, dll. Mengelola Perkebunan-perkebunan baik milik pribadi, pemerintah, maupun swasta. Bekerja di Industri perbenihan, pupuk dan pestisida nasional dan multinasional. 
Bergabung di Kementerian pada Pemerintah Pusat dan berbagai badan dan pusat penelitiannya (Penelitian dan Pengembnagan/Litbang), Pemerintahan Daerah (Pemda) dengan dinas-dinas teknisnya, lembaga pembiayaan seperti bank-bank pemerintah dan swasta.
Dapat juga bergabung sebagai Akademisi dan peneliti di Perguruan Tinggi ataupun lembaga riset (pemerintah ataupun swasta), industri pangan, pakan, farmaka dan biodiesel. Menjadi Konsultan profesional di sektor pertanian/perkebunan, atau di organisasi organisasi besar Badan Pertanahan Nasional (BPN), LIPI, BUMN, hingga menjadi Fasilitator pemberdaya masyarakat (LSM) dalam bidang agribisnis/pertanian.

Selain bergerak dibidang pertanian, lulusan agroteknologi dapat bekerja diluar sektor pertanian seperti pegawain Bank, Guru, Dosen, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal),   dan semuanya masih banyak peluang kerjanya.

Waahhh, Nggak Nyangka Ya Peluang Kerjanya Luas. hehe

So, Jangan pernah patah semangat. Ayo buktikan kalo Jurusan Agroteknologi bukan lagi jurusan yang dianggap remeh.






TAG : PERTANIAN,UMSIDA,FAKULTAS PERTANIAN UMSIDA, AGROTEKNOLOGI UMSIDA,TEKNIK HASIL PERTANIAN UMSIDA, PERTANIAN MUHAMMADIYAH, JURUSAN AGROTEKNOLOGI, JURUSAN TEKNIK HASIL PERTANIAN, THP, PERTANIAN SIDOARJO, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO, PERTANIAN ORGANIK, PERTANIAN HIDROPONIK, PERTANIAN AQUAPONIK, BELAJAR BERTANI, BELAJAR ILMU PERTANIAN, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO, JURUSAN PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO.

KONSULTASI LINGKUNGAN : MENGATASI GULMA AIR DENGAN PEMELIHARAAN IKAN

PERTANYAAN :

Assalamu’alaikum wr. wb.
Di  perumahan yang kami kelola, kami memiliki telaga buatan  yang sumber airnya berasal dari cabang kali Brantas.  Telaga buatan itu sehari-harinya digunakan untuk kegiatan memancing, maupun berperahu.  Beberapa waktu ini kami menghadapi permasalahan yakni tumbuhnya gulma air (ganggeng) yang demikian pesat sehingga mengganggu aktivitas wisata di telaga tersebut.  Pembersihan sementara ini dilakukan dengan  cara konvensional, yakni dengan tenaga manusia.  Alat yang digunakan adalah potongan bambu panjang yang direntangkan dan ditarik sehingga terkumpul di tepi telaga.  Pemanfaatan ganggeng adalah untuk kompos.  Namun demikian ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi, sedangkan permasalahan tak pernah berhenti.  Pertanyaan  kami , apa yang menyebabkan hal tersebut dan bagaimana cara mengatasinya ?  terimakasih atas jawaban pengasuh.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Siska, Surabaya.


JAWABAN :

Wa’alaikum salam wr.wb.
Ibu Siska di Surabaya,  karena dari pertanyaan anda lewat tulisan masih belum jelas, kami menyempatkan diri untuk melihat sendiri ke lokasi.  Hasil pengamatan tambahan kami adalah sebagai berikut:
a.    Jenis gulma air yang dominan adalah Ganggeng berupa Hydrilla verticillata dan Cerratophyllum submersum
b.    Jenis ikan yang dominan :  Mujair (Tilapia mossambica)

Analisis kondisi lingkungannya adalah sebagai berikut :
1.     Sumber air dari Kali Brantas seringkali membawa lumpur sungai sehingga dapat mendangkalkan telaga buatan.  Lumpur ini membuat air telaga makin lama makin subur dan memacu pertumbuhan berbagai tumbuhan a.l. Hydrilla.
2.     Sumber air dari Kali Brantas membawa cemaran dari sisa – sisa bahan organik a.l. sampah, kotoran manusia, dan kotoran hewan.  Dalam proses pembusukan seringkali digunakan oksigen dalam air sehingga bila cemaran semakin banyak oksigen semakin berkurang dan dalam kondisi ekstrim membahayakan kehidupan (ikan) bahkan mengurangi produksi ikan.
3.     Dalam proses pembusukan, mineral dalam bahan organik akan bebas dan larut dalam air berupa bahan anorganik.  Air akan meningkat kesuburannya, yang proses ini disebut dengan eutrophikasi.   Proses eutrophikasi tersebut akan mempercepat tumbuhnya alga, juga akan mempercepat pertumbuhan tumbuhan tingkat tinggi seperti : Hydrilla.  Apabila terlalu banyak tumbuhan air dan ditambah dengan bahan organik cemaran akan menyebakan lingkungan anaerobik.  Dengan demikian kerugian yang ditimbulkan oleh eutrophikasi adalah :
o    Penurunan hasil ikan
o    Tidak dapat digunakan untuk kegiatan rekreasi dan wisata, atau transportasi perahu / air, dll.
o    Tertutupnya saluran – saluran dengan tanaman air.
4.    Gulma air yang ada tidak harus diberantas sama sekali, namun dikendalikan jumlahnya karena berguna sebagai salah satu produsen dalam ekosistem telaga.


Pemecahan Masalah

Beberapa alternatif pemecahan seperti penaggulangan cemaran dengan water treatment  atau dengan pengeringan telaga sementara waktu dapat  dilakukan.  Tapi pada kesempatan kali ini kami memberikan alternatif pemecahan dengan pemeliharaan ikan.

Pengendalian Hydrilla dengan Ikan Herbivora
Penebaran ikan – ikan herbivora dapat memberikan keuntungan ganda, yakni tingginya hasil ikan dan hydrilla  dapat dikendalikan.  Ikan – ikan herbivora yang dipilih adalah ikan – ikan yang mampu makan tumbuhan tingkat tinggi seperti hydrilla ; yakni :
a.    Ikan Tawes  (Puntius javanicus)
b.    Ikan Kowan (grass carp) (Ctenopharyngodon idella).
Gambaran secara ringkas kedua jenis ikan tersebut adalah sebagai berikut :
-          Jumlah bibit ikan yang ditebarkan untuk kedua ikan adalah 10.000 – 11.000 ekor per hektar
-          Bibit mudah didapatkan
-          Ikan mampu hidup di air tawar hingga payau
-          Ikan tawes mampu mencapai ukuran panjang lebih dari 0,5 m dengan berat badan sekitar 2 kg/ekor.   Sedangkan panjang badan ikan Kowan mampu mencapai lebih dari 2 m dengan berat badan sampai 15 kg/ekor. 
-          Bagi ikan Kowan, setiap kenaikan 1 kg berat badan diperlukan 50 kg hydrilla segar, sedangkan peningkatan berat rata – rata 6 gram/hari/ekor.
-          Kedua ikan tersebut rakus dan cepat menghabiskan hydrilla dan tumbuhan air lainntya, baik di sawah atau pun di tambak.
Untuk mengendalikan ikan dan hydrilla serta tetap berfungsinya telaga sebagai tempat pemacingan ikan bagi masyarakat sekitar, maka ikan tawes atau ikan kowan dipelihara dalam telaga yang dibatasi dengan jaring.   Dalam waktu tertentu dan bila gulma air telah dinyatakan habis, maka jaring digeser ke petak sebelahnya yang tumbuh gulma air.   Pada petakan ini ikan tetap dapat mengendalikan gulma, tidak ditangkap dan musuh ikan tersebut (ikan lele, ikan gabus, dll.) tidak dapat masuk dengan mudah.   

Demikian jawaban dari kami, dan selamat mencoba semoga berhasil.



Pengasuh : Ida Agustini S.

KEDELAI TRANSGENIK, AMANKAH?




Dalam beberapa minggu terakhir ini, pemerintah disibukkan dengan lonjakan harga kedelai , demo pengusaha tahu tempe, dan terdengar kembali isu kedelai impor transgenik yang sampai saat ini masih kontroversial.

Apa itu pangan transgenik ?
Istilah pangan transgenik merujuk pada pangan yang bahan dasarnya mengandung organisme yang telah mengalami rekayasa genetika.  Dengan teknologi itu, gen dari berbagai sumber dapat dipindahkan ke tanaman.  Gen bisa berasal dari manusia,binatang, tumbuhan lain, bakteri, virus, bahkan DNA telanjang yang ditemukan di tanah.
Pangan transgenik dicirikan oleh efisiensinya yang tinggi dalam penggunaan sumber daya, baik pada tahap produksi, maupun penanganan pasca panen.  Hal itu menyebabkan pangan tersebut memiliki keunggulan komparatif tinggi pada saat pemasaran. 
Bagaimana masalah keamanan pangannya ?
Negara-negara yang melakukan penanaman produk transgenik biasanya melakukan analisis keamanan pangan terlebih dahulu.  Menurut beberapa akhli, sampai saat ini belum ada lagi laporan ilmiah yang telah dibuktikan menyatakan bahwa mengonsumsi pangan transgenik menyebabkan gangguan kesehatan, selain reaksi alergis, maka dapat dikatakan pada saat ini pangan transgenik belum berbahaya bagi kesehatan.
Namun kontroversi masih terjadi, karena sebagai produk teknologi baru, resiko jangka panjangnya belum diketahui.  Ilmuwan sendiri , tidak akan pernah mampu menyatakan bahwa suatu produk 100 persen aman karena resiko sekecil apapun akan tetap ada.
Menurut Dwi Andreas Santosa, ahli genetika molekuler, resiko ini juga terkait dengan pola konsumsi.  Di AS, misalnya kedelai rata-rata melalui proses pengolahan panjang sehingga DNA maupun protein transgenik rusak sebelum dikonsumsi.  Di Indonesia, kedelai hanya melalui proses pengolahan pendek sebelum menjadi tempe atau tahu.
Nah, apapun resikonya, tahu dan tempe transgenik itu mungkin sudah pernah kita nikmati hhmm  hhmm  

Penulis : Ida Agustini S ( Dari berbagai sumber)

ENSIKLOPEDI PERTANIAN POPULER



Tulisan –tulisan masalah pertanian di media massa seringkali memuat istilah-istilah pertanian yang kurang dipahami oleh orang awam.  Nah, kali ini Fakultas pertanian UMSIDA  menyajikan beberapa istilah  yang kerap muncul khususnya dalam ranah budidaya pertanian dan mencoba memberikan arti yang sederhana dan mudah dipahami.
Agriculture            :      pertanian dalam arti luas, selain budidaya tanaman, juga termasuk peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Agronomi              :      disebut juga budidaya pertanian, dengan pengertian  pengelolaan lapang produksi (lahan dan agro input) untuk mendapatkan produksi maksimum
Hortikultura          :      Budidaya komoditi yang umumnya perishable (mudah rusak) seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman hias.
Florikultura          :       Budidaya tanaman hias, umumnya adalah bunga potong
Olerikultura          :       Budidaya tanaman sayur-sayuran
Hidroponik           :       Teknik budidaya tanaman dengan media tanam “bukan tanah”, tetapi air dengan larutan hara, dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih berkualitas dan bersih.  Biaya produksi tanaman dengan teknik ini cenderung lebih mahal daripada yang konvensional, sehingga yang ditanam adalah komoditi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Verticulture           :      Teknik budidaya tanaman di lahan sempit.  Pemanfaatan ruang dilakukan dengan menyusun tanaman secara vertical.
Revolusi Hijau     :        Usaha peningkatan produksi tanaman pangan di beberapa negara berkembang dengan perbaikan teknik usaha tani dan pemakaian agro input secara besar-besaran seperti penggunaan benih unggul, pupuk dan pestisida.  Di Indonesia terjadi pada sekitar tahun 1970 yang terkenal dengan program BIMASnya.
Ekofarming          :       Sistem usahatani ekologis, yaitu budidaya tanaman dengan tetap memperhatikan pentingnya kelestarian lingkungan dan sedikit mungkin masukan (agro input) dari luar.
Corporate Farming  :  Konsep yang diajukan Departemen Pertanian sekitar Tahun 2000, sebagai strategi besar untuk meningkatkan  ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis nasional.  Corporate farming merupakan bentuk kerja sama agrobisnis melalui perwujudan konsolidasi pengusahaan lahan sehamparan dengan tetap menjamin kepemilikan masing-masing petani.


Penulis : Ida Agustini S. ( Dari berbagai sumber )