BIOPORI


Saat musim hujan tiba , sering kali terjadi bencana akibat banjir.  Harta benda maupun nyawa kadang kala hilang pada saat bencana terjadi.  Banjir terjadi akibat limpahan air hujan yang besar  sedangkan wilayah resapan air sangat kurang.  Kurangnya wilayah resapan air dapat disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap lingkungan  seperti berkurangnya hutan akibat penebangan hutan yang merajalela, berkurangnya lahan sawah karena beralih fungsi menjadi bangunan serta  tumpukan sampah.
Berbagai solusi sudah dilakukan untuk menambah ruang resapan air,dengan jalan memperlebar sungai, memompa air untuk membuangnya ke laut dan lain-lain.  Pembuatan lubang resapan biopori yang diperkenalkan oleh Ir Kamir R Brata dari Institut Pertanian Bogor patut dipertimbangkan.

Apa itu lubang resapan biopori ?
Biopori adalah lubang-lubang kecil atau pori-pori di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organism di dalamnya, seperti cacing,perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya.  Pori-pori yang ada dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air  dengan cara menyirkulasikan air dan oksigen ke dalam tanah.
Di daerah yang masih alami,mekanisme pembentukan biopori terjadi dengan sendirinya.  Dengan adanya perubahan struktur di atas dan di dalam tanah akibat pembangunan atau pengolahan tanah yang dilakukan manusia seperti pertanian, deforestasi dan perumahan,mekanisme pembentukan biopori menjadi tidak berjalan.
Sebenarnya nenek moyang kita sudah memiliki kearifan lokal membuat lubang di tanah (bahasa Jawa luwangan atau kowen) di halaman rumah untuk membuang sampah organik (daun-daunan).  Hanya saja bentuk dan ukurannya bebas, tidak standar. 
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air; mengubah sampah organic menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan),dan memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman,dan mengatasi maslah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.

Bagaimana cara membuat lubang resapan biopori ?
Lubang dibuat di tanah kemudian diisi dengan sampah organik  atau sampah yang biodegradable.  Sampah yang ada di dalam lubang akan menjadi makanan organisme-organisme tanah.  Hal ini akan meningkatkan aktivitas organism-organisme tanah di sekitar lubang resapan biopori sehingga menambah jumlah biopori di sekitarnya.  Dengan mengubah struktur tanah menjadi lebih berpori,kemampuan tanah meresapkan air menjadi meningkat dan mencegah terjadinya banjir dan kekeringan.
Syamsul Arifin dan Khusnul Orizanto  pada tulisannya  Menjaga Kelestarian Lingkungan dengan Biopori merinci kegiatan pembuatan lubang resapan biopori sebagai berikut :
1.      Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10- 30cm.  Kedalaman kurang lebih 80- 100cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila airnya dangkal.  Jarak antar lubang antara 50- 100 cm.
2.      Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 – 3 cm dengan tebal 2 cm  di sekeliling mulut lubang
3.      Isi lubang dengan sampah organik  yang berasal dari sampah dapur, dedaunan, sisa tanaman atau pangkasan rumput
4.      Sampah organic perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan
5.      Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan


Dengan lubang resapan biopori kita sudah temukan solusi banjir, tumpukan sampah, dan  berkurangnya polusi !!!   


Penulis : Ida Agustini S (dari berbagai sumber)